Kisah Nyata : 7 Malam Berbulan Madu Dengan Kuntilanak [ Sampai Merinding Bacanya]

" Malam telah mendekati subuh. Kita tidur ya, Bang! " Bisik Sri Kunti. Karto cuma mengangguk. 
Keduanya selekasnya memejamkan mata. Lantaran tubuh mereka sangatlah letih, sebentar saja mereka telah lelap tertidur nyenyak. Serta mereka melupakan saat yang begitu panjang dalam tidur itu. 


Mendekati senja, Karto baru terbangun dari tidurnya. Lampu didalam tempat tinggal telah menyala semua. Disamping itu, Sri Kunti barusan saja mandi sambil keramas. Rambutnya yang panjang sampai pinggul masihlah tampak basah. Tubuh Karto masihlah merasa lemah. Semua sendi-sendi tulangnya merasa ingin copot semuanya. 

" Mas mandi dahulu, saya telah sediakan air hangat serta handuk dalam kamar mandi, " perintah Sri Kunti. 
Karto menuruti saja perintah Sri Kunti. Dia selekasnya mandi di satu kamar mandi yang begitu mewah, hingga lagi-lagi Karto tidak henti menangguminya. Dia juga terasa seperti memperoleh durian runtuh. Tinggal dirumah mewah, dengan isteri yang cantiknya selangit. 

Selepas mandi, di meja makan, Sri Kunti telah mempersiapkan hidangan santap malam. Mereka berdua men!km4ti hidangan makan malam. 

Sesudah usai santap malam, Sri Kunti mengajak Karto ke taman belakang rumah. Mereka berdua bercenngkerama sembari bermain ayunan. 

" Sri, permainan kita teruskan didalam rumah saja ya! " Ajak Karto yang telah tak sabar menginginkan selekasnya melampiaskan n4fsu bir4h!nya. Sri Kunti cuma mengangguk. 
" Gendong, Bang! " Rengeknya manja. 

Keinginan Sri Kunti ini tidak bisa ditolaknya. Karto membawa Sri Kunti masuk kedalam kamar tidur. Kain seprai telah ditukar dengan yang baru. Badan perempuan yang digendongnya dia baringkan diatas kasur empuk. 

Mereka selekasnya lari menuju ke puncak bir4h!. Permainan malam ke-2 ini lebih hebat serta lebih gila. Mereka baru mengakhiri permainan ranjangnya mendekati subuh. Keduanya terkapar lemah tak berdaya. Mereka juga kembali tertidur lelap. 

Mendekati senja, Karto lagi-lagi baru terbangun dari tidurnya. Sekian yang terjadi selanjutnya. Setiap hari Karto melakukan runitias seperti itu. B3rc1nt4 hingga larut, tertidur nyenyak, serta baru terbangun saat hari sudah senja. Karto sekalipun tak pernah tahu kehidupan di siang hari. Semuanya kesibukan hidup didunia lain tempat Sri Kunti tinggal menetap kelihatannya cuma berjalan saat malam hari. Kampung tempat Karto saat ini tinggal kelihatannya cuma nampak mendekati senja sampai subuh. Siang hari kampung itu tidak pernah ada... 

*** 

Telah lima hari, Karto tak pulang ke rumah. Info yang di terima Atik, isterinya mengatakan kalau malam Jum ; at tempo hari, suaminya mengantarkan perempuan cantik. Sesudah mengantarkan perempuan itu Karto tak pulang ke rumah. 

Atik telah mencari Karto ke mana-mana, namun tak juga diketemukan. Bahkan juga Karto. Lantaran takut terjadi suatu hal pada diri suaminya, Atik bahkan juga telah melaporkan masalah hilangnya Karto pada politi. 
Bermacam perkiraan nampak akibat menghilangnya Karto. Ada yang memiliki pendapat mungkin perempuan yang diantarkan Karto itu yaitu anggota sind!k4t per4mpok. 

Tetapi, Atik tak meyakini suaminya diramp0k. Perasaannya menyampaikan, suaminya yang mata ker4njang itu tengah bersenang-senang dengan perempuan cantik yang diantarkannya. Terlebih, beberapa tahun lalu, Karto pernah hingga tiga hari tak pulang ke rumah sesudah mengantarkan sewa seseorang perempuan cantik. Nyatanya Karto tinggal serumah bersama perempuan itu. 

Teman-teman satu profesi dengan Karto ada yang menyarankan untuk minta pertolongan dukun untuk tahu dimana Karto ada. Saran itu dituruti Atik. Dengan diantar adiknya, Atik mendatangi rumah Mbah Katijo, dukun kampung yg tidak diragukan lagi kemampuannya. 

Di hadapan Mbah Katijo, Atik bercerita mengenai suaminya telah lima hari tak pulang ke rumah. 
" Suamimu sedang berbulan madu, " kata Mbah Katijo, menjelaskan. 

" Dengan siapa dia menikah, Mbah? " Bertanya Atik sembari menahan marah. Dalam hati, dia mengumpat habis-habisan suaminya. Walau sebenarnya dahulu Karto telah bersumpah tak akan berselingkuh. Saat ini dia ulangi lagi. 

" Dia menikah dengan perempuan dari dunia lain. " 

" Siapa perempuan itu, Mbah? " Atik jadi penasaran. 

" Dia bangsa kuntilanak! " 

Mendengar Mbah Katijo menyebutkan nama kuntilanak, bulu roma Atik merinding. " Apakah suamiku masihlah dapat pulang, Mbah? " tanyanya sembari menahan tangis. 

" Dapat, namun sabarlah. Umumnya acara bulan madu bersama kuntilanak dari dunia lain berjalan tak lebih dari tujuh hari, " kata Mbah Katijo, menerangkan. 

Bermakna dua hari lagi Karto baru pulang ke rumah? 

*** 

Memanglah aneh, masuk malam ketujuh, Karto berpamitan pada Sri Kunti akan pulang ke rumahnya. Tak tahu bagaimana, mendadak Karto rasakan kerinduan teramat berat pada keluarganya, pada Atik, isterinya, juga pada Dimas, anaknya yang baru berumur lima tahun. 

" Sri, saya ingin pulang ke rumah, nanti saya kemari lagi! " Tuturnya berjanji. 

" Bukankah Abang telah berjanji menginginkan hidup bersamaku? " Protes Sri Kunti, mengingatkan. 

" Namun saya punya keluarga! " 

Sri Kunti diam sebagian waktu lamanya. Lantas, dengan tenang dia berkata, " Pulanglah, Bang. Keluarga Abang dirumah pasti menunggu Abang pulang. " 

Sri Kunti melepas kepergian Karto dengan linangan air mata. Dia mengantarkannya sampai ke depan pekarangan rumahnya. Karto menyelusuri jalan raya didunia maya yang membingungkan itu. Aneh, saat karto tiba di satu persimpangan jalan, kota itu hilang dengan cara misterius. Becak bermotornya yang dikemudikan mendadak m4ti mesinnya. Sesudah diperiksa, bensinnya habis. 

Malam telah menujukkan jam dua dini hari. Situasi di sekitaran demikian sepi. Di samping kiri jalan, Karto melihat hamparan kuburan umum. Ratusan orang dikubur disana. Bulu kuduk Karto berdiri meremang. Tubuhnya mendadak lemas. 

Perkampungan warga sekitaran satu km. lagi. Karto tak mampu mendorong becaknya. Tubuhnya begitu lemah. Semua sendi-sendi ototnya rasa-rasanya copot. Pada akhirnya, Karto memutuskan tidur dalam becaknya. 

Pagi hari, saat dia terbangun dari tidur pulasnya, beberapa orang ramai ada di sekitarnya. Dia berusaha untuk bangkit dari atas becak, namun usahanya percuma. Tubuhnya begitu lemah hingga tidak bisa digerakkan. Rekan-rekan satu profesi yang kebetulan kenal dengannya, pada akhirnya mengantarkan Karto pulang ke rumahnya. 

Tahu berita Karto pulang, warga di sekitaran rumahnya, bersama-sama ke luar dari rumah. Dalam tempo sekejap rumah Karto ramai seperti ada pertujunkkan dangdut. Bertubi-tubi pertanyaan juga di tujukan padanya. Tetapi, Karto semakin banyak diam. Penampilannya berubah dari umumnya. Karto yang umumnya ceria, saat ini beralih seperti orang bingung. 

Hari selanjutnya, Mbah Katijo menjumpai Karto. Semuanya yang dikisahkan dukun kanpung ini dibenarkan Karto. Atik jadi emosi mendengarnya serta api cemburunya tidak bisa dipadamkan. Dia tak sudi lagi terima Karto, sebab telah bersebadan dengan makhluk halus. 

Atik akhirnya pergi membawa anaknya ke rumah orang tuanya. Tinggallah Karto seorang diri dalam kondisi lumpuh total. Saat ini, dia hidup dari belas kasihan orang-orang yang dekat dengannya.

Subscribe to receive free email updates: